Dahulukan Yang Utama Prinsip Manajemen Pribadi.Habit 3..........


Habit 1 - Saya adalah Programmer.

Habit 2 - Menulis Program.

Habit 3 - Mengaktifkan/melaksanakan Program.

Kebiasaan 3 (Habit 3) adalah Manajemen Pribadi, pelatihan kemandirian yang akan menciptakan kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai, sasaran dan misi yang dianut. Anugrah manusia yang keempat, Keinginan Bebas, adalah kemampuan untuk membuat keputusan, pilihan dan bertindak berdasar kepada dirinya. Integritas adalah kemampuan untuk membuat dan menjaga komitmen kepada diri kita sendiri. Manajemen menyangkut pengembangan aplikasi spesifik dari ide-ide. Kita harus memimpin melalui otak kanan (secara kreatif) dan mengelola dari otak kiri (secara analitis).

    Untuk mengendalikan perasaan, ayunan dan suasana hati kepada nilainilaimu, kamu harus menyalakan kata “YA” dalam hati, dan berkata “TIDAK” kepada yang lain. Kata “YA” adalah maksud, keinginan, perasaan nyata dari arah dan nilai kita. 

    Manajemen waktu adalah keahlian penting untuk manajemen pribadi.Inti sari manajemen waktu adalah mengelola dan melaksanakan prioritas. Metoda manajemen waktu telah dikembangkan dalam berbagai tahapan: 

1) catatan dan checklist - mengenali berbagai kebutuhan pada waktu kita; 

2) kalendar dan buku agenda - menjadwalkan acara dan aktivitas;

3) memprioritaskan, memperjelas nilai-nilai - menyatukan perencanaan harian dengan sasaran (detail dari pendekatan ini adalah memperluas efisiensi yang bisa mengurangi spontanitas dan hubungan dalam hidup);

4) mengelola diri kita lebih dari pengelolaan waktu - memfokuskan pada penjagaan dan memperkaya hubungan dan penyelesaian hasil, dengan begitu merawat keseimbangan P/PC (produksi versus pengembangan kapasitas produksi).

    Suatu matriks bisa dibuat dari karakteristik aktivitas, mengklasifikasikan-nya sebagai urgen dan tidak urgen, penting dan tidak penting. Daftar aktivitas yang mendesak untuk ditindak-lanjuti disebut sebagai “Urgen”. Daftar aktivitas yang memberikan konstribusi pada misi, nilai atau sasaran prioritas tinggi kita sebagai “Penting”.



Aktivitas Kuadran I adalah urgen dan penting - disebut juga masalah dan krisis. Memfokuskan pada Kuadran I berkesudahan menjadi lebih besar dan bertambah besar sampai masalah mendominasi kamu.

Aktivitas Kuadran III adalah urgen namun tidak penting, dan sering salah menempatkan sebagai Kuadran I. Kuadran IV adalah kuadran pelarian - aktivitas yang tidak urgen dan tidak penting. Orang yang efektif akan keluar dari Kuadran III dan Kuadran IV karena disana tidaklah penting. Mereka akan menyusutkan Kuadran I sampai memiliki banyak waktu di Kuadran II.

Aktivitas Kuadran II adalah penting, namun tidak urgen. Bekerja pada kuadran ini adalah jantung dari manajemen waktu pribadi. Disanalah aktivitas PC (pengembangan kapasitas produksi) berada.

Aktivitas Kuadran II menjadi pengaruh kuat - aktivitas bila diselesaikan secara rutin akan membuat perubahan yang amat besar dalam kehidupanmu. (Termasuk mewujudkan Seven Habits).

Awalnya, waktu untuk aktivitas Kaudran II harus datang dari Kuadran II dan IV. Kuadran I tidak bisa dilalaikan, namun secara bertahap harus menyusut dengan mengalihkan ke Kuadran II.

1) Prioritaskan 

2) Kelola Sekitar Prioritas 

3) Disiplinkan Dirimu Sendiri 

    Disiplin pribadi tidaklah cukup. Tanpa pernyataan berpusat pada prinsip dan misi kita memiliki cukup pondasi untuk keberlangsungan upaya kita. 

    Covey telah mengembangkan cara pengelolaan Kuadran II dengan memenuhi enam kriteria : 

1. Koheren - menyatukan aturan, tujuan dan prioritas. 

2. Seimbang - menjaga berbagai aturan/tugas sebelumnya, sehingga tidak diabaikan. 

3. Fokus pada kuadran II - Mingguan - kuncinya adalah tidak memprioritaskan apa yang ada dalam jadwalmu, tapi menjadwalkan prioritasmu. 

4. Dimensi orang - pikirkan efisiensi ketika berkaitan dengan barang, namun pikirkan efektivitas ketika berkaitan dengan orang. Orang pertama yang mempertimbangkan efektivitas adalah dirimu sendiri. Skedul adalah membagikan kepada orang-orang.

5. Fleksibilitas - cara pengelolaan adalah pelayanmu, bukan gurumu.

6. Portabilitas - mudah dibawa.

    Ada empat aktitivitas kunci dalam mengelola Kuadran II, memfokuskan pada apa yang ingin selesaikan dan 7 hari ke depan: 1) Identifikasi tugas, 2) Memilih sasaran - dua atau tiga item untuk menyelesaikan setiap tugas, termasuk berapa lama waktu yang dibutuhkan dari sasaran dan pernyataan misi, 3) skedul/delegasi - termasuk kebebasan dan fleksibilitas untuk mengendalikan kejadian yang tidak terantisipasi dan kemampuan spontanitas, 4) Adaptasi harian - respon setiap hari untuk kejadian, hubungan dan pengalaman yang tidak terantisipasi dengan cara yangbermakna.

    Disini ada lima keuntungan dari cara pengelolaan ini: 1) adalah berpusat pada prinsip - ini memampukan untuk melihat waktumu dalam konteks berapa penting dan berapa efektif. 2) hal ini merujuk ke hati nurani - memampukan kamu untuk mengelola kehidupanmu diantara nilai-nilai yang terdalam. 3) mendefiniskan misi unikmu, termasuk nilai dan sasaran jangka panjang. 4) membantumu menyeimbangkan kehidupanmu dengan mengenali tugas/aturan. 5) memberikan perspektif yang lebih besar melalui pengelolaan mingguan. 

    Urutan praktisnya adalah pertama fokus pada hubungan-hubungan dan keduanya fokus pada waktu, karena orang lebih penting dari pada benda.

Keahlian kedua yang kritis untuk manajemen pribadi adalah delegasi. Delegasi yang efektif adalah mungkin berupa aktivitas pengungkitan yang kuat. Delegasi memampukan untuk mencurahkan energimu ke level aktivitas yang lebih tinggi, sebagai tambahan pertumbuhan pribadi untuk individu dan organisasi. Dengan delegasi memampukan manajer untuk mencurahkan hasil dari upayanya, layaknya sebagai “produser”.

Disana ada dua tipe delegasi:

Delegasi Golfer dan Supervisi Kerja (Stewardship)

Menggunakan Delegasi Gofer memerlukan arahan jelas tidak hanya apa yang dikerjakan, namun juga bagaimana mengerjakan. Pengawas kemudian berfungsi sebagai “bos”, manajemen mikro untuk “membawahi”. Pengawas kemudian kehilangan beberapa keuntungan daya ungkit dari delegasi, karena kebutuhan waktu untuk menindak-lanjuti. Hubungan permusuhan bisa jadi berkembang antara pengawas dan bawahannya.

    Manajer yang lebih efektif menggunakan Delegasi Stewardship, yang memfokuskan pada hasil daripada metode. Orang akan mampu memilih cara untuk mencapai hasil. Ini membutuhkan waktu di awalnya, namun mempunyai keuntungan besar.

    Delegasi Stewardship bergantung kepada kepercayaan, tetapi juga membutuhkan waktu dan kesabaran. Orang mungkin membutuhkan latihan dan pengembangan untuk memperoleh kecakapan untuk memunculkan level kepercayaan.

    Delegasi Stewardship memerlukan suatui kejelasan, saling perngetian di awal dan komitmen kepada harapan dalam lima area:

1. Hasil yang Diinginkan - sudahkan orang melihatnya, menjelaskannya, membuat pernyataan kualitas dari apa yang akan dihasilkan dan kapan mereka akan menyelesaikan.

2. Arahan - mengenali/identifikasi parameter bagaimana seharusnya individu operasi/bekerja, dan potensi “kegagalan” yang bisa terjadi. Jaga tanggung jawab untuk hasilnya, dengan orang yang mengerjakan delegasinya.

3. Hasil-hasil - Mengidentifikasikan sumber yang tersedia untuk menyelesaikan hasil-hasil yang dikehendaki.

4. Akuntabilitas - Kumpulan standard unjuk kerja yang digunakan untuk mengevaluasi hasil dan waktu spesifik bila laporan dan evaluasi akan diganti.

5. Konsekwensi - Tentukan apa akan terjadi sebagai suatu hasil evaluasi, termasuk imbalan psikis atau finansial dan penaltinya.

    Dengan menggunakan Delegasi Stewardship, kita bagaikan menernakkan seekor angsa (yang menghasilkan telor emas) berdasarkan komitmen internal. Kita mestinya menghindari Delegasi Gofer untuk mendapatkan telor emas atau kita membunuh angsanya - pekerja yang mengacu pada paham Gofer akan berpikir: “Jelaskankan padaku apa yang dikerjakan dan aku akan kerjakan”. 

    Pendekatan ini adalah paradigma baru tentang delegasi. Pelayan akan menjadi bosnya sendiri yang diperintahkan oleh kata hati, termasuk komitmen untuk menyetujui pada hasil yang diinginkan. Juga akan melepaskan energi yang mendorong apapun yang diperlukan dalam keharmonian prinsip yang benar, menuju peraihan hasil yang diinginkannya. 

    Orang yang belum dewasa bisa menangani lebih sedikit hasil dan memerlukan arahan dan lebih banyak interview yang dipertanggung-jawabkan. Orang dewasa bisa menangani lebih banyak tantangan pada hasil yang diinginkan dengan sedikit arahan dan interview yang dipertanggung-jawabkan.

Komentar